Pantun Putus Sudah Kasih Sayang...

Putus Sudah kasih Sayang...... ;(

Putus kasut daaa......maaf ye

Cedihnya hatiku...jangan diputuskan kasih sayang kita berdua..... kitakan sedara......

Simpul jerami pegang berasap,
Layur pelam pelam yang tua;
Muncul Ummi gelanggang pun siap,
Ku hulur salam salam dan doa.

Pohon cemara berdaun jarang,

Pohon terkopek kulit berpisah,

Balam hinggap lama menunggu;

Mohon bicara pantun ku karang,

Mohon berlapik sedikit kisah,

Bersulam rangkap bersama lagu.

Kurus merbah putih berbayang,

Dibela lawa murai dan undan;
PUTUS SUDAH KASIH SAYANG,

Pabila nyawa bercerai badan.

Bujur labuh nipisnya kaftan,

Tongkah di kedai terlebih kain;

Sekujur tubuh berlapis kafan,

Masihkah sampai kasih bermain.

Lelah merpati berpaut selasih,

Selasih hangus setengah bulan;

Telah hati bertaut kasih,

Kasih putus di tengah jalan.

Tangkai selasih tangkainya mati,

Mulus selasih batang bergoyang;

Sampai kasih sampainya hati,

Putus kasih hilanglah sayang.

Cerpa barang dibalut sirih,
Kasa menutup loyang dan tepak;

Mengapa sekarang disebut kasih,
Dimasa hidup bayang tak nampak.

Pada dahan keluang bergantung,
Cenderawasih pula berutus,
Tiada belahan meruang jantung;
Suara kasih pun mula pupus.

Cindai diberus masihkan perang,
Bengkung Pak Roslan mari dikirai;
Seandai putus kasih dan sayang,
Bertanggung amalan jadi perisai.

Malam cerah bumi pun basah,

Putih arus serata pengkalan;

Alam barzah menjadi pemisah,
Kasih putus harta tinggalkan.

Kudup hangus tiada haruman,
Gugur selasih bunga berbirat;

Hidup harus ada pedoman,
Subur kasih dunia dan akhirat.

Selasih seribu mulus di tangan,
Selasih basah bergenang-genang;

Kasih ibu berputus jangan,
Kasih ayah dikenang-kenang.

Kenapa sirih pupus yang rendah,
Sayang batangnya kuat sebulan;

Kenapa kasih berputus sudah,
Sayang hanya dibuat mainan.

Kabus rendah masih melayang,
Debu dibasuh sejengkal arang,
Pohon basah menjadi sejuk;

Putus sudah kasih dan sayang,
Ibu yang jauh ditinggal seorang,
Namun susah tidak ditunjuk.

Merah jambangan kuntumlah puan, 

Kebaya tenun bauan setanggi;

Dimarah jangan senyumlah tuan,

Saya berpantun gurauan pagi.

Tupai di pohon memanjat pangkal,
Sekejap makan sekejaplah tidur;
Andai pantun cacat dan janggal,
Harap maafkan haraplah tegur.

Rusa lelah mati di gua,
Mungkin di rimba terpijak alu;
InsyaAllah pasti bersua,
Izinkan hamba menjejak dulu.