....السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Pelam bidara batangnya rapuh,
Patah sedahan tua dan hangus;
Salam semesra ku pandang jauh,
Mudah-mudahan semua bagus,
Kalau lebat kelopak kesidang,
Tanam subur di hujung muara;
Kalau sahabat tidak ku pandang,
Salam ku tabur terapung udara.
Turun ketitir turun berlima,
Lima bersayap sembunyi tepi;
Pantun ku ukir pantun bernama,
Bernama Senyap Sunyi dan Sepi.
Pantun ku ukir pantun bernama,
Bernama Senyap Sunyi dan Sepi.
Menanti malam senja berlabuh,
Keseorangan diri di malam sepi;
Hati di dalam teruja sungguh,
Angan puteri di dalam mimpi.
Malam gelap terangnya cimni,
Andang berabu tiada berguna;
Dalam mengharap hanya di sini,
Pandang syahdu tiada pesona.
Hajat berdua turun ke kebun,
Di dalam gelap sembunyi api;
Munajat doa memohon ampun,
Dimalam senyap sunyi dan sepi.
Kelicap sembunyi di tepi kolam,
Kedidi merah di bongkah batu;
Kedidi merah di bongkah batu;
Senyap sunyi sepinya alam,
Menjadi lumrah Allah Penentu.
Bersiang salad bawang dan kunyit,
Nasi berampai tinggal secangkir;
Berliang lahad ber'ruang' sempit,
Destinasi sampai kekal berakhir.
Tanam tembuni berasap api,
Hajat berlutut dipusara tua;
Malam sunyi senyap dan sepi,
Bersolat tahajjud suara berdoa.
Menjadi lumrah Allah Penentu.
Bersiang salad bawang dan kunyit,
Nasi berampai tinggal secangkir;
Berliang lahad ber'ruang' sempit,
Destinasi sampai kekal berakhir.
Tanam tembuni berasap api,
Hajat berlutut dipusara tua;
Malam sunyi senyap dan sepi,
Bersolat tahajjud suara berdoa.
Termimpi-mimpi luka di dagu,
Hari meninggi hendak ke kali;
Hari meninggi hendak ke kali;
Sunyi sepi jejaka menunggu,
Puteri pergi tidak kembali.
Puteri pergi tidak kembali.
Tampi lada menampi sagu,
Sagu medak bersapu-sapuan;
Sepi bonda sepi menunggu,
Menunggu anak pulang pangkuan.
Bunyi kecapi menari lagu,
Lagu giyomi semuanya suka,
Sunyi sepi isteri menunggu,
Menunggu suami hanya seketika.
Putih tulang pasir di lutut,
Jatuh tersujud celahan kolam;
Tasbih dibilang zikir disebut,
Sungguhlah tahajjud belahan malam.
Luka di jari dimakan api,
Tercucuh jari habis terkena;
Ketika diri sunyi dan sepi,
Jauhkan dari iblis durjana.
Luka di jari dimakan api,
Tercucuh jari habis terkena;
Ketika diri sunyi dan sepi,
Jauhkan dari iblis durjana.
Tabir alam pohon beringin,
Beringin tinggi melentuk gelap;
Akhir kalam ku mohon izin,
Izin ku pergi untuk sekejap.
Beringin tinggi melentuk gelap;
Akhir kalam ku mohon izin,
Izin ku pergi untuk sekejap.
Cuaca sedu embun berderai,
Pantai kelodak tempias titi;
Dibaca merdu pantun berhelai,
Pandai ku tidak ikhlas di hati.
Pandai ku tidak ikhlas di hati.
Rimbun pulasan tadah sepeti;
Merebut-rebut turun si beruk;
Mohon kemaafan serendah hati,
Merebut-rebut turun si beruk;
Mohon kemaafan serendah hati,
Takut-takut pantun ku buruk.
Kalam berpena......
Ummi’Ain